Masa kuliah memang masa-masa yang paling indah. Kenapa indah? Mentang-mentang itu nama aku? Bukan, bukan gitu kok.
Sering
hadir dan rajin mengerjakan tugas yang diberikan dosen sewaktu kuliah dulu, tak
jarang dosen pun juga rajin memberikan beban
tanggungjawab kepada ku.
Semester
lima, waktu itu mata kuliah Produksi Berita Televisi yang mewajibkan tiap
kelompok menyertakan berita hardnews and
softnews. Kebetulan, kelompokku mendapatkan tema tentang pembangunan LRT
yang lokasinya tidak jauh dari kampus.
Sebagai
kepala suku, di dalam suku lagi. Aku berusaha membuat strategi gimana caranya
bisa tembus interview ke PT yang
membangun proyek tersebut.
(Sorry, gak
mau sebut nama PTnya ya, soalnya gak pakai sponsor)
Usaha
pertama, coba mendatangi kantor tersebut. Apa saja syarat yang harus kami
lengkapi.
And then,
setelah melengkapi berkas yang diminta, kami coba datangi kembali kantornya.
Ternyata,
revisi lagi berkasnya gak sesuai.
Okelah,
demi nilai A di mata kuliah ini.
Setelah
tiga kali revisi, akhirnya pihak kantor mengatakan. “tolong jangan bahas soal
dana proyek ini ya. Karena semua yang berhubungan dengan jumlah uang itu sensitif”.
Lha, bu, pak.
Kami ini hanya segelintir mahasiswa yang sedang berjuang mencari nilai dan gak
akan seusil itu kok.
Tapi pada
akhirnya, kami gagal gak jadi interview mereka.
(Selang 2
tahung kemudian…)
Saat ini
aku bekerja di sebuah klinik yang bergerak dibidang khitan. Posisi yang aku
pegang yaitu mengelola konten. Tak jarang, jika ada event, aku dilibatkan untuk melakukan dokumentasi.
Yhaaaa,
dokumentasi tjoy!
Selama ini
si biasa aja, hanya saja sewaktu aku lagi nulis blog ini. Kantor ku sedang
bekerja sama dengan PT yang aku ceritakan di atas sebelumnya.
Bisa
bayangin gak si? Aku disuruh buat video macam promo gitu atas nama PT mereka
dalam event ini.
Terus, dinner bersama direksi mereka dan
direksi ku. Ditambah interview barengan
dengan jurnalis lokal setempat.
Deg!
Dalam hati
ku bergumam, “Allah kau tidak bercanda kan?”
Sewaktu dinner, bapak dari PT tersebut melihat ke
arah ku terus.
Ntahlah, aku
tidak ingin dikata baper. Yang jelas, saat bapaknya melihat ke arah ku, aku
teriak dalam hati, “Pak, ini saya yang dulu mau interview gak di acc!!!”
(Keesokan
harinya saat event…)
Bapak
tersebut memberikan sambutan sebagai perwakilan dari kantornya.
Dan
lagi-lagi, aku di calling atasan
suruh dokumentasi direksi yang sedang rapat diruangan tertutup di Rumah Sakit.
Deg!
Ini aku
serasa berperan di drama korea lho.
Subbahannallah..
Rumah Sakitnya luas banget banget!
Ditambah
para direksi sedang rapat. Lalu ditutup, dengan coffee break.
Masyaa
Allah, rencana-Mu ternyata di luar nalar pikiranku.
Dari hal
tersebut, engkau mengajarkan beberapa nilai sekaligus yang tak pernah ku
dapatkan.
Maaf,
sekiranya dulu aku sering mengeluh kenapa doaku selalu tidak dijabah.
Ternyata
aku salah, bukan tidak dijabah. Melainkan ditunda karena ada nilai lebih yang
ingin kau berikan padaku. Thank you Lord!
Komentar
Posting Komentar