Langsung ke konten utama

Postingan

HUSNUL KHOTIMAH YA

Gue selalu takut ketika bahagia. Bukan rasa syukur yang pertama kali gue ucap. Tapi ketakutan setelahnya apa yang sedang menunggu gue diujung sana? Beberapa waktu terakhir gue memang merasakan bahagia. Entah itu semu atau sesaat. Walaupun setelah itu, tubuh gue merasa lelah. Tapi gue bahagia. Sekarang, rasa sedih itu memuncak. Gak tau hal pasti apa yang gue sedihkan. Apakah karena komunikasi gue dengan keluarga semakin a lot? Atau gue merasakan kehilangan teman dekat gue? Sehingga posisi itu kosong? Setelah gue mendengarkan coveran dari Wonwoo dari lagunya IU. Barulah gue bisa menitikan air mata meski gak banyak. Setidaknya, ada emosi yang meluap dari tubuh ini. Baru gue sadari, gue kangen sama Almarhum. Terlalu banyak hal yang ingin gue tanyakan. Bahkan hal-hal yang belum sempat gue tanyakan. Gue pun sering lupa menanyakan kabarnya. Malah Almarhum yang sering menanyakan kabar gue. Dan sekarang gue merasa kosong. Merasakan kehilangan separuh jiwa, panutan gue. Amanahnya sering
Postingan terbaru

HALO! REMINDER TO MY SELF :)

Halo, apa kabar diriku di sana? Aku harap, kamu tetap baik-baik saja ya. Mampu bertahan, serta berbuat baik tanpa merasa disakiti oleh siapapun. Ah ya, sekarang sudah memasuki bulan Agustus 2022. Masa di mana akan ada ujian lagi yang akan menghampiri aku di bulan depan. Kalau kamu bertanya apa yang berubah dalam hidupku di masa ini, mungkin ada beberapa yang bisa ku sampaikan. Pertama, di tahun ini aku banyak dapat keponakan lucu-lucu. Teman-teman ku banyak yang melahirkan di tahun ini. Kedua, teman seangkringan dan juga om ku yang akan melepaskan status single-nya. Selamat ya guys! Asli, turut berbahagia 🥺 Aku? Hm.. Mungkin kalau sesuai planning seharusnya aku sudah menjemput kebahagiaan. Entah mengapa, rasa ketakutan akan menjalin dan membina hubungan itu semakin besar. Bisa jadi karena faktor lingkungan yang membuatku belajar semakin banyak. “Kalau nanti, begini gimana?” “Kalau nanti dijahatin, gimana?” “Kalau ternyata ekspetasi dia sangat tinggi terh

TEMAN YANG SAMA

“Duh, kolot banget pikiran dan prinsip hidupmu, Ndah!” Suka terngiang kalau orang-orang akan menghujat aku seperti itu. Gimana tidak? Aku selalu membatasi diri untuk interaksi fisik ataupun komunikasi. Baik, yang baru pacaran, tunangan ataupun yang sudah menikah bahkan punya anak. Yaaah, walaupun dulu teman sepermainan. Kadang, sebagai perempuan juga harus sadar akan batasannya. Kenapa? Agak tidak ada yang tersakiti. Baik diri sendiri ataupun orang lain. Tapi, ada teman kuliah yang dari dulu tidak pernah berubah bahkan udah beranak istri. Becandanya, panggilannya, dan karakternya. Ya, berubah sedikit sih selera humornya. Sesuai statusnya. Canda^^ Dari sini aku sadar, sepertinya aku yang terlalu membuat tembok tinggi itu kepada sekitar karena tidak mau merasakan kecewa. Tapi, tanpa sadar aku (mungkin) yang sudah bikin mereka kecewa. Baik, dengan ini aku akan melonggarkan batasan itu dengan batas wajar. Tidak mungkin juga kan aku harus mendorong mereka jauh-jauh dari h

HAPPY ANNIVERSARY TO YOU

Bulan sudah berganti, sekarang memasuki bulan maret. Aku sendiri pun sudah tidak menghitung ini sudah tahun ke berapa akan masa itu. Yah, memang gak mau terus diingat. Namun, bayangan itu selalu muncul tanpa pernah di notice. Baik, saat aku sedang merenung, ataupun berada dikeramaian. Untung saja, hingga saat ini aku tidak pernah dipertemukannya kembali secara langsung. Padahal, tempat tinggal kami tidak begitu jauh satu sama lainnya. ** Saat, memasuki awal Februari tahun ini. Hati ini sering bergemuruh, merasakan perang batin. Entah apa yang diributkan. Aku juga gak tau. Sampai pada hari di mana ulang tahunnya, aku pun bisa melewatkannya dengan baik-baik saja. Tapi selang satu minggu kemudian. Hati ini mulai gak karuan. Aku berangkat kerja dengan perasaan gelisah. Tak ada masalah di kantor maupun di rumah. Hingga akhirnya, aku jatuh dari motor karena menghindari kucing yang menyebrang. BRAAAAKKKK… Aku banting motor dan badan ku ke sisi kanan. Muka ku terser

NYOBAIN - Round Lab Birch Juice Moisturizing

Annyeonghaseyo .. Sudah lama enggak nulis, jadi agak canggung dan kaku. Pertama kalinya, gue mau review salah satu skincare yang lagi gue pakai saat ini. Mungkin salah satu diantara kalian udah ada yang tau (?) Enggak tau juga sih, soalnya jarang lihat beauty vlogger review ini. Ini bukan skripsi yang harus pakai pengantar panjang dan resmi, okeii.. ** Kulit wajah gue ini termasuk oily skin, di mana yang mudah banget mantul kena cahaya. Baik itu lampu maupun matahari. Kalau kulit sehat pasti glowing dan enak dilihat saat kena cahaya. Nah, kalo kulit gue ini jadi agak (mianhae diriku) de-mek dan bukan gue doang yang risih tapi juga orang lain yang melihat gue. Kayak bolang, bocah ilang. Meskipun gue sudah pakai serangkaian yang diperlukan my skin, rasanya masih bersalah kayak ada yang kurang gitu. Yaps, gue enggak pakai moisturizer atau pelembab. Selama ini gue pikir, sunscreen aja cukup buat aktivitas di luar. Nyatanya, kulit gue jadi enggak sehat karena dehidrasi.

Record Of Youth Versi Covid-19

Minggu, 20 September 2020 Aku bangun tidur setelah melihat ilham ketika bulan ini achieve target setelah melakukan perubahan strategi untuk sales. Bukan karena saking mencintai pekerjaan sampai kebawa alam bawah sadar, tapi tiap hari selalu diinstruksikan, “kalau gak achieve siap-siap potong gaji ya” :( ** Sinar mentari pagi ini tidak secerah biasanya, ku bergegas keluar rumah. Ya, mataharinya sedang tidak bersemangat dan membuatku teringat dia dan teman-teman lainnya yang membutuhkan matahari tersebut untuk melawan virus dari wuhan. Meskipun ini bulan september, seperti kata orang tua bulan yang diakhiri -ber adalah musim hujan, ku harap jangan hujan dulu biarkan dia dan teman-teman lainya berjuang untuk sembuh. ** Record Of Youth Pada sewaktu nulis blog ini, bertepatan dengan drama Record Of Youth yang sedang on going . Kurang lebih ceritanya seperti yang aku rasain. Seorang perempuan yang mengagumi sosok laki-laki bukan karena pekerjaannya melainkan kepribadiannya. Ya, mengenal soso

SEBOTOL COKELAT SUSU

Terngiang di telingaku kata-kata bos ku di kantor saat rapat kemarin lusa, “sebenarnya kita itu diciptakan sama dengan seluruh manusia lainnya, baik yang lulusan SMA, S1, sekolah negeri maupun luar negeri. Kapasitas otak kita sama, hanya saja yang membedakan tekad dan pengalaman”. Iya, memang benar. Maka dari itu, tiap kali melihat kawan lama yang sudah sukses di akun media sosialnya, semakin aku tidak percaya diri. Tapi bukan itu yang menjadi persoalan utamaku. Life quarter crisis masih aku jalani sambil nikmati untuk jadi pembelajaran diusia ku berikutnya. Sebenarnya, kalau aku mau saja menyiksa diriku lebih ambisius lagi, aku bisa memenuhi harapanku selama ini. Tapi, aku sadar bahwa hidup itu hanya sekali jadi aku menikmatinya sambil 3/4 dalam hidup menahan kemauan ku. *** Aku gak tau arah tulisan ini mengarah kemana, yang jelas aku hanya mau mengasah kemampuan menulisku sebelum ini menjadi tumpul. Malam itu, kawan lama ku meminta alamat rumahku. Entah buat apa,