Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

PERIHAL SEGALA PERTANYAAN

Keraguanku selama ini, akhirnya menemukan garis finish. Alhamdulillah, bukan caci maki yang ku ucapkan pada saat pertama ku tau. Namun, hanya sebuah untaian kata, “hah? Beneran? Becanda kali ini mah”. Ku coba tuk mengumpulkan semua nyawa serta asa yang ku bangun dari tempat tidurku. “hmm.. sepertinya iya, beneran. Yaudah alhamdulillah”. “tapi kok gak bilang?” “tapi kok omongannya gak sesuai ucapannya pada saat itu”. Mungkin, dia khilaf. Masih dalam euforia kebahagian. Baiklah, jawabku pada diriku sendiri. Wanita yang baik akan bersanding dengan laki-laki yang baik. Begitu pula sebaliknya. Aku dan dia sama-sama tidak baik untuk bersanding. Maka dari itu, takdir hanya membawa kita untuk berjumpa dan berkenalan. Awalnya ku merasa, doaku selama ini sia-sia. Tapi aku mencoba husnudzon kepada sang pemilik hati. Ku kembalikan barang dia yang ada di kamar, termasuk barang yang pernah dia pinjam. Ku simpan rapi di lemari agar tak terjamah oleh mata ku.

Deja vu

Apa yang kita ucapkan saat dulu, kelak akan terjadi. Bahkan sampai saat kita merasa lupa, “masa iya sih gue pernah ngomong gitu?” Nyata, memang itu beneran, bre! Lau boleh percaya gak percaya. Tapi jangan percaya sama gue, musyrik coy! Jadi, saat gue SD dulu. Gue sering ikut ibu gue anterin adek berobat ke rumah sakit. Itu rutin selama 1 tahun. Belum lagi, bokap gue operasi juga. Sampai-sampai gue ngebatin, “kerja di rumah sakit kayak gimana sih rasanya?” Itu saat gue masih SD lho. Gue sekolah, sampai kuliah pun gak ada tertariknya di dunia medis. Hingga akhirnya gue kerja berkecimpung di dunia medis. Eits, bukan bagian dari medisnya. Tapi, di manajemennya. Sampai akhirnya, kantor gue pindah ke rumah sakit sekarang. Lain halnya dengan gue kuliah. Dulu waktu mau lulus sekolah kejuruan, gue pesimis banget gak bakal lolos PTN. Dan itu memang benar, karena gue tau kapasitas otak gue gak sebagus anak-anak PTN. Gue cuma ngebatin, gue mau kul

KIKISAN RINDU

Damainya suasana Ramadan yang selalu dinanti seluruh umat muslim Semakin banyak yang mencoba saling merangkul Berlomba-lomba menabung pahala Semua melebur, saling bertoleransi Menghormati keyakinan masing-masing yang dianutnya Mereka yang masih mencari nafkah di ujung petang Merelakan waktu ibadah malamnya demi secercah harapan keluarga Berharap pulang membawa uang Demi sesuap nasi dan segaris senyuman yang mengukir wajahnya Mereka yang jauh dari rumah Tanah perantauan yang membuat kikisan rindu kian membengkak Bertanya pada alam, bisakah ia pulang sejenak menikmati derai tawa keluarganya? Nyatanya, jarak ribuan kilometer dan biaya transport kian melunjak belum mengizinkannya Pak, bu, maafkan aku Membuyarkan seluruh harapanmu menjadi debu Belum membuat kita menjadi utuh Malah kian meringkuh

SINYAL & PRADUGA

Senin tercipta agar hari liburmu terasa berkualitas. Beberapa kali hari liburku memang berkualitas, karena sempat ada kamu untuk menyambut hari senin. Libur ku kini, terasa mengejutkan. Bukan menyesakkan ya. Bahkan aku merasa lega atas teka teki selama ini dalam beberapa tahun terakhir. Terima kasih telah menjadi bagian proses dalam hidupku, dan kini kita sama-sama menjadi orang asing seperti katamu. Aku tak pernah menyesal pernah ada setiap kamu butuh. Begitupun sebaliknya. Walaupun aku dan kamu tak pernah ada kata ‘kita’ terucap selama ini. Karena kamu pun orang yang tersirat dan aku yang sukanya tersurat. Makanya, tak pernah ada yang berani memulai untuk sekedar bertanya, ‘jadi gimana kelanjutannya?’. Sinyal-sinyal dalam tubuh ku ini sudah lama berhenti sejak awal tahun 2019. Tak ada lagi asas praduga mengenai dirimu. Ku senang, karena jika sinyal-sinyal itu datang, hanya aku yang merasa tersiksa. Kamu pun tidak merasakannya. Sekarang, biarkan ku mela

SEJENAK

Sejenak Ku merasa kesal dengannya Dapat berubah dalam sekejap Ku bisa bahagia karenanya Sejenak Ku bisa melupakannya Dapat pula mengingatnya Melalui…. Sebuah kenangan kecil yang terukir Dengan secangkir kopi hangat Membuat alam sadarku bangkit Mengingat memori tentangnya Sejenak itu juga Ku merindunya Menepis bahwasanya ia hanya semu

DITELAN WAKTU

Jangan pernah hilang dari bumi, ya Katanya berpesan padaku berulang kali Ku tanya, mengapa? Karena, supaya aku masih dapat mengamatimu Dari kejauhan, jawabnya Lalu, bagaimana jika ku hilang ditelan waktu? Allahualam, katamu Kalau kau bingung mencariku Silakan bertanya pada mbah sejuta umat ‘mbah google’ Kau bilang, biarkan aku berusaha mencarimu S- e-n-d-i-r-i Selama itu masih di bumi Kau masih sanggup mencariku Senang memang rasanya Ketika ada seseorang yang membuat bahagia Dengan cara sederhananya Sampai ku terlarut dalam kebahagiaan semu Ku lupa, ada sesosok pria diujung sana Telah ku tenggelamkan dalam kenangan

DINAMIKA OMBAK

Ombak Diam tenang dingin Jikalau tak ada yang mengusik Ombak Dapat berubah mengecamkan Jikalau ketentramannya diusik yang lain Saat bercerita Bertukar pikir serta mimpi Begitu tenang Tak ada reaksi Apakah ia masih bernyawa? Ku rasa masih Hanya saja, ia mengamati Tanpa mengomentari Sesekali suaranya menyuarakan Itu yang ku nantikan Biasanya tak sesuai harapan Namun, membuat sinergi positifku bangkit Yhaa.. kritikannya yang selalu ku rindukan Patner yang tanpa sengaja asik Dan menyambung di out of the box Untuk ide serta pola pikir

STORY TELLING-MU

Waktu tak pernah lelah Menyaksikan perubahan kita Kau semakin kuat pada prinsipmu Aku yang terus mencoba menjaga diri Agar kelak kita bertemu dengan keadaan yang tepat Tatapanmu yang sendu Garis wajah mu yang menukik Pola pikirmu yang kian panjang Pertanda kau kian dewasa Mendewasakan diri dan orang Orang yang kan kau ajak dalam proses hidupmu Menjadi bagian dan arti dalam setiap prosesmu hingga nanti Kata orang, yang diajak untuk bercerita tentang masa depan Belum tentu kan bersama dan menyatu Tapi ku suka, menjadi bagian story telling mu Ku suka akan setiap pemikiranmu Mungkin, sekarang kita hanya menjadi teman bercerita Teman berproses tanpa arah yang pasti Kelak nanti, kita sama-sama tidak mengetahui Dengan siapa aku dan dirimu bersanding Jika pada akhirnya kita tak bersama sesuai Di  Lauhul Mahfudz Apa bisa kita saling bercerita Mengenai analogmu Dan proyeksi rasaku?

SELARAS

Terbangun dari mimpiku Kilat diwaktu fajar datang menghampiri Tak sadar apa yang terjadi Akan skenario yang sedang dibuatnya Berbeda dan tak sama Bersama untuk melengkapi Selaras katanya Untuk saling mengisi Tak seperti dinamika yang lainnya Ini seperti dongeng yang tak nyata Seperti khayalan yang tak kuasa direalisasikan Namun, terjadi secara nyata Katanya, biarlah kita berproses Mencari arti hidup yang nyata Tak mengekang Tak berucap Tak mengungkap Tapi saling mengerti Saling berdoa dalam diam Berpijak sesuai aturan sang Kuasa Semesta menyapa Membuyarkan pagiku Mengibaskan alam bawah sadarku Menghilangkan bekas jejaknya Yang selalu menghampiri saat petang datang