Halo, apa kabar diriku di sana?
Aku harap, kamu tetap baik-baik saja ya.
Mampu bertahan, serta berbuat baik tanpa merasa disakiti oleh siapapun.
Ah ya, sekarang sudah memasuki bulan Agustus 2022.
Masa di mana akan ada ujian lagi yang akan menghampiri aku di bulan depan.
Kalau kamu bertanya apa yang berubah dalam hidupku di masa ini, mungkin ada beberapa yang bisa ku sampaikan.
Pertama, di tahun ini aku banyak dapat keponakan lucu-lucu.
Teman-teman ku banyak yang melahirkan di tahun ini.
Kedua, teman seangkringan dan juga om ku yang akan melepaskan status single-nya.
Selamat ya guys! Asli, turut berbahagia 🥺
Aku?
Hm.. Mungkin kalau sesuai planning seharusnya aku sudah menjemput kebahagiaan.
Entah mengapa, rasa ketakutan akan menjalin dan membina hubungan itu semakin besar.
Bisa jadi karena faktor lingkungan yang membuatku belajar semakin banyak.
“Kalau nanti, begini gimana?”
“Kalau nanti dijahatin, gimana?”
“Kalau ternyata ekspetasi dia sangat tinggi terhadapku, gimana?”
“Kalau nantinya aku gak bisa menjadi pasangan yang baik gimana?”
“Gimana nantinya kalau aku gak bisa menjaga marwahnya suami?”
“Lalu, gimana kalau nanti anak-anaku menyesal dilahirkan dari ibu yang biasa-biasa saja?”
Aku harap, tulisan ini bisa menjadi reminder atas ketakutan yang ku alami.
Saat membaca ini kembali, aku sudah menjemput salah satu kebahagiaan dalam hidupku.
Jkt, 18/08/2022
-Ind-
Waktu tak pernah lelah Menyaksikan perubahan kita Kau semakin kuat pada prinsipmu Aku yang terus mencoba menjaga diri Agar kelak kita bertemu dengan keadaan yang tepat Tatapanmu yang sendu Garis wajah mu yang menukik Pola pikirmu yang kian panjang Pertanda kau kian dewasa Mendewasakan diri dan orang Orang yang kan kau ajak dalam proses hidupmu Menjadi bagian dan arti dalam setiap prosesmu hingga nanti Kata orang, yang diajak untuk bercerita tentang masa depan Belum tentu kan bersama dan menyatu Tapi ku suka, menjadi bagian story telling mu Ku suka akan setiap pemikiranmu Mungkin, sekarang kita hanya menjadi teman bercerita Teman berproses tanpa arah yang pasti Kelak nanti, kita sama-sama tidak mengetahui Dengan siapa aku dan dirimu bersanding Jika pada akhirnya kita tak bersama sesuai Di Lauhul Mahfudz Apa bisa kita saling bercerita Mengenai analogmu Dan proyeksi rasaku?
Komentar
Posting Komentar