Langsung ke konten utama

BERMIMPI DI NEGERI SAKURA


Hello guys, i'm come back!! Kali ini ini gue bakal ceritain pengalaman teman gue yang lagi hijrah a.k.a merantau di negeri sakura. Yaps, Jepang (kalau kata teman kampus gue, yang banyak kimochi-kimochinya). 
Sebenarnya tingkat kepercayaan diri gue agak menyusut nih kalau menceritakan dia. Karena semangat dan kisah hidupnya dia bagus banget buat jadi inspirasi anak zaman a.k.a anak kekinian.
Namanya Deni Saputra (22 tahun) anak hits di Depok (kubah mas kesanaan dikit). Jangan tanya gue kenal dari mana, nanti lo kepo lagi. Bzzzz...

Kak Deni rajanya selfie

Gue kenal dia dari komunitas muda pecinta salah satu televisi swasta, sekitar 2 tahun lalu. Pernah beberapa kali ditugasin bareng jadi crew backstage gitu. Kenalan, chit chat ngalor ngidul dan akhirnya.....
Dia membuka baju. Eh salah, membuka diri. (*Ditimpuk bom atom dari Okazaki)
*Okazaki tempat tinggalnya
Oke fokus..

Awal permulaan
Dia gak pernah menyangka bisa menapaki kaki di Gunung Fuji itu. Beberapa kali ikut komunitas yang mayoritas diisi oleh mahasiswa/i dari berbagai macam kampus. Apalagi anak gaul hits jakarta banget. Dia bukan mundur teratur lagi, tapi langsung balik badan tegap maju jalan malah.
Dia sadar bukan dari keluarga yang berekonomi yang berada. Maka dari itu, setelah lulus sekolah pun dia langsung bekerja. Walaupun dalam benak hatinya ada keinginan untuk mengeyam pendidikan di bangku kuliah. Tapi itu tidak semudah yang dibayangkan. Dia harus berupaya keras untuk mengumpulkan uang selama beberapa tahun.
Beberapa waktu kemudian, gue dapat kabar katanya dia kuliah di kampus Unpam. Belum genap satu semester berlalu, dia berhenti kuliah.
Saat masih sekolah dia pernah mengkhayal, "ingin banget ke Jepang". Simple kan? Berawal dari ucapan basa basi, tapi sekarang bisa kesampaian.
Selama lebih dari setahun, dia pernah bekerja di Panasonic. Pernah juga bekerja di Samsung walau sebentar. Beberapa waktu kemudian, dia dihubungi pihak Panasonic untuk mengikuti tes ke Jepang. Sebelumnya, dia juga pernah ikut tes untuk ke Jepang dari sekolahnya. Namun, usahanya gagal.

Ramadhan pertama
Inilah pengalaman pertama baginya ramadhan di Jepang. Perbedaan waktu, musim, hingga budaya pun dia lalui. Jika di Indonesia umumnya menjalankan puasa selama 14jam sehari, di Jepang pun dia harus berpuasa 17jam sehari. Daebak!
Bocoran aja sih, selama ramadhan dia hanya berpuasa selama 3 hari lho. Hahahaha. Untuk masjid pun, di sana agak jauh. So, untuk urusan ibadah sholat ya itu urusan pribadi masing-masing. "Yang penting kan menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut, dan selalu ingat sama Allah", ujarnya.

Shin Anjo adalah masjid terdekat dari tempat tinggalnya walau jaraknya jauh banget


Sistem kerja di Jepang
Kalau orang Indonesia terkenal ramah dan terbuka, tapi berbeda 180◦ dengan Jepang. Dia sempat shock pas pertama bekerja. Orang jepang itu kepribadiannya tertutup, bagi yang belum mengenalnya. Tapi kalau sudah kenal baik, toh yaaaaa... Baiknya kelewatan.
Di sana dia bekerja di perusahaan Mitsubishi bagian produksi. Sistem kerjanya pun shift. Pagi dari jam 07:30-16:30. Malam dari jam 19:30-04:30 waktu setempat.
Karena sebelum berangkat ke Jepang dia sudah mempelajari bahasa Jepang, saat tiba di sana pun dia juga harus belajar lagi bahasa serta semua yang bersangkutan dengan Jepang.
Contohnya, masa iya lo mau ngajak makan teman sebaya pakai bahasa formal.
"Anda sudah makan? Anda ingin makan bersama saya?"
Yakaliiiii, kalau di Jakarta mah diketawain degem a.k.a dedek gemay a.k.a dedek gemessss....
Pernah juga kejadian, atasan perintahnya apa tapi dia menangkapnya yang lain. Kadang juga sebaliknya begitu.
Pencitraan untuk dilihat matan kak? Ehh

Bukunya tebal-tebal melebihi paper TA gue


Cari Makan
Buat yang pernah belajar bahasa Jepang pasti tau kalau Jepang itu punya 3 huruf. Yoiiii, ada hiragana, katakana, sama kanji. Pasti kalian kepo akut yaa kalau di sana itu huruf apa yang paling banyak digunakan.
Ternyata realitanya kata dia yang digunakan itu huruf kanji.
What? Kanji???? Yang garisnya banyak itu, terus tiap bentuknya punya artinya sendiri.
Nah, kadang umat islam kalau di negara yang minoras islam suka bingung untuk nyari makanan yang halal dan gak mengandung babi.
Kata dia sih, lihat aja dari huruf kanji babinya. Kalau ada hurufnya berarti posistif mengandung, kalau gak ada yaa berarti halal.
Kalau makanannya begini sih gimana lihat huruf kanjinya?


Motto
Bukan gue doang yang merasa, "gue kuliah bertahun-tahun kok gak lulus-lulus. Masih aja bergelut tugas. Masih aja dibawah ketiak nyokap".
Teman segengnya pun, 5KG, juga bilang hal yang sama.
"Gue malu deh, Den. Lo lulusan SMA aja sudah bisa ke Jepang, kerja pula. Gue yang kuliah, masih gini-gini aja".
Dia meyakini kalau ini sudah skenarionya Allah. Tiap orang punya garis hidupnya masing-masing. Dan, bagi dia yang penting....
"Less sleep and more dream"
Karena tidak ada usaha yang mengkhianati hasil
Sepeda menjadi transportasi kesehariannya saat bekerja

Ini view dari tempat tinggalnya. Kalau malam cahaya cantik kayak di puncak gitu hihi

Mau masuk USJ? Siapin 800rb dulu yaaaaw~

Castlenya sekilas kayak di Korea gitu ya hahahah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STORY TELLING-MU

Waktu tak pernah lelah Menyaksikan perubahan kita Kau semakin kuat pada prinsipmu Aku yang terus mencoba menjaga diri Agar kelak kita bertemu dengan keadaan yang tepat Tatapanmu yang sendu Garis wajah mu yang menukik Pola pikirmu yang kian panjang Pertanda kau kian dewasa Mendewasakan diri dan orang Orang yang kan kau ajak dalam proses hidupmu Menjadi bagian dan arti dalam setiap prosesmu hingga nanti Kata orang, yang diajak untuk bercerita tentang masa depan Belum tentu kan bersama dan menyatu Tapi ku suka, menjadi bagian story telling mu Ku suka akan setiap pemikiranmu Mungkin, sekarang kita hanya menjadi teman bercerita Teman berproses tanpa arah yang pasti Kelak nanti, kita sama-sama tidak mengetahui Dengan siapa aku dan dirimu bersanding Jika pada akhirnya kita tak bersama sesuai Di  Lauhul Mahfudz Apa bisa kita saling bercerita Mengenai analogmu Dan proyeksi rasaku?

NYOBAIN - Round Lab Birch Juice Moisturizing

Annyeonghaseyo .. Sudah lama enggak nulis, jadi agak canggung dan kaku. Pertama kalinya, gue mau review salah satu skincare yang lagi gue pakai saat ini. Mungkin salah satu diantara kalian udah ada yang tau (?) Enggak tau juga sih, soalnya jarang lihat beauty vlogger review ini. Ini bukan skripsi yang harus pakai pengantar panjang dan resmi, okeii.. ** Kulit wajah gue ini termasuk oily skin, di mana yang mudah banget mantul kena cahaya. Baik itu lampu maupun matahari. Kalau kulit sehat pasti glowing dan enak dilihat saat kena cahaya. Nah, kalo kulit gue ini jadi agak (mianhae diriku) de-mek dan bukan gue doang yang risih tapi juga orang lain yang melihat gue. Kayak bolang, bocah ilang. Meskipun gue sudah pakai serangkaian yang diperlukan my skin, rasanya masih bersalah kayak ada yang kurang gitu. Yaps, gue enggak pakai moisturizer atau pelembab. Selama ini gue pikir, sunscreen aja cukup buat aktivitas di luar. Nyatanya, kulit gue jadi enggak sehat karena dehidrasi.

Ini Cerita ku, Mana Cerita mu

Semilir hembusan angin malam menemaniku. Cahaya bulan menemani bintang bersinar. Malam ini, ya hanya aku yang masih bertahan depan laptop. Seluruh orang rumah sudah terlelap. Tumpukan tugas tergambar jelas jika memasuki kamar ku. Kamar ini bagaikan gudang yang tak terawat. Entah mengapa akhir-akhir ini pola hidup ku jauh berubah. Setiap ayah memasuki kamar ku diatas jam 12 malam, pasti berkata, "astagfirullah anak gadis jam segini belum tidur, mau jadi apa kamu dan jangan bilang alasannya tugas tugas tugas yaah" Tapi ini kenyataannya, jadi mahasiswa itu tidak seenak yang dibayangkan, yang di filmkan di tv-tv. Sesungguhnya jadi mahasiswa itu sangatlah berat! Ya, beratnya bagaikan memikul dosa. Meski tidak terlihat namun menjalaninya sangatlah susah. Biar hidup ini ngga suram-suram banget. Terkadang kita perlu loh mencari penyemangat untuk menjalani hidup ini, Hihihihi tapi sayangnya teman-teman di kampus udah klop banget. Mereka itu bagaikan suplement makanan. Kalo s