Terngiang di telingaku kata-kata bos ku di kantor saat rapat kemarin lusa, “sebenarnya kita itu diciptakan sama dengan seluruh manusia lainnya, baik yang lulusan SMA, S1, sekolah negeri maupun luar negeri. Kapasitas otak kita sama, hanya saja yang membedakan tekad dan pengalaman”.
Iya, memang benar. Maka dari itu, tiap kali melihat kawan lama yang sudah sukses di akun media sosialnya, semakin aku tidak percaya diri. Tapi bukan itu yang menjadi persoalan utamaku. Life quarter crisis masih aku jalani sambil nikmati untuk jadi pembelajaran diusia ku berikutnya.
Sebenarnya, kalau aku mau saja menyiksa diriku lebih ambisius lagi, aku bisa memenuhi harapanku selama ini. Tapi, aku sadar bahwa hidup itu hanya sekali jadi aku menikmatinya sambil 3/4 dalam hidup menahan kemauan ku.
***
Aku gak tau arah tulisan ini mengarah kemana, yang jelas aku hanya mau mengasah kemampuan menulisku sebelum ini menjadi tumpul.
Malam itu, kawan lama ku meminta alamat rumahku. Entah buat apa, padahal setahuku ia punya. Hm, mungkin saja sudah hilang di note ponselnya.
Tibalah, hari ini ponselku berdering. Katanya, driver sedang menuju ke rumah. Memang, beberapa kawan lamaku suka saling support dan kasih surprice kecil-kecilan seperti ini walaupun raga kita berjauhan.
Tahu apa yang datang? Sebotol cokelat susu yang datang dengan ukuran satu liter. Saat melihat bill nya, itu cafe yang dulu ingin ia kunjungi bersamaku. Sayangnya, hingga pandemi ini berlangsung, kami belum pernah berkunjung.
Besoknya, sepupuku datang bersama anak dan istrinya. Ibuku menawarkan, “mau cokelat susu> Dari temen sekolahnya Indah nih”.
Ia gugup karena dikira dari kawan lamaku yang pernah menjadi masa lalunya. Hahaha terkadang hidup itu lucu. Yang lama singgah, akhirnya pergi. Ada yang sekedar berpapasan hingga akhirnya menetap.
Kita memang hanya bisa merencanakan, itu bagus. Daripada kamu gak tau apa yang kamu inginkan dalam hidupmu sendiri.
Komentar
Posting Komentar