Langsung ke konten utama

Dear, 2020

2020 kali ini aku awali tulisan ini dengan serentetan pikiran yang membuncah di kepala.
Siapa si yang gak senang dengan tahun baru dan harapan-harapan baru?
Tentunya aku senang dan antusias dong!
Tahun ini aku harus bisa wisuda mengejar skripsi yang sudah terlalu lama molor dari masanya.
Aku pilih kepala program study (kaprodi) sebagai dosen pembimbingku. Kenapa?
Karena kata senior yang lebih dulu, sama beliau skripsi dalam waktu dua minggu pun bisa. Ajib!
Setelah dijalani, beliau susah untuk mengatur jadwal temunya.
Komunikasi pun juga jarang dibalas.
Dulu pernah pas masih zamannya kelas biasa, jam 4 subuh nge-WA.
Akhirnya, aku pun tenggelam dalam rutinitas kerja yang semakin over load.

*
Dulu, sewaktu atasan ku masih yang lama, kerjaan di divisiku tidak sampai bikin karyawan lembur.
Wajar, karena dulu memang hanya fokus dalam 2 bisnis unit.
Sedangkan sekarang? 4 bisnis unit!
Kantor lokasinya pindah, dekat rumah mbah.
Pulang sampai rumah selalu matahari sudah gnati shift dengan bulan.
Sampai-sampai lupa kapan terakhir kali masih bisa menyiram tanaman saat sore hari.

*
Kaprodi ku memang sibuk, mahasiswi bimbingannya pun juga tak kalah sibuknya.
Sering kali meminta izin ke atasan di waktu kerja untuk bimbingan.
Lancar? Iya, tapi namanya manusia juga ada rasa malu dan gak enaknya.
Tiap mau izin, sebisa mungkin aku harus menyelesaikan kerjaan ku dulu.
Setelah itu, berlarian mengejar transjakarta ke kampus.
Capek? Banget!
Pas sampai, “aduuhhhh banyak banget, saya cuma bisa sampai jam 12 siang” – dosenku tercinta.
Sedih? Banget! Rasanya mau loncat dari tangga darurat lantai 3 itu.
Sudah susah payah minta izin, jauh-jauh ke kampus terus harus balik lagi ke kantor. Tapi malah seperti ini kenyataannnya.
Akhirnya, aku cuma bisa berserah dan pasrah sama Allah.
Shalawatin aja, begitu terus tiap kali merasa tertekan.
Aku manusia yang gak tau malu mungkin, tiap sudah tertekan baru manggil- manggil Allah.
Gak lama, dosenku minta aku buka laptop untuk bimbingan.
Fyi, itu laptop boleh pinjam ke sepupu karena laptopku bocor baterainya.
Nah, ini yang perlu digaris bawahi.
Kalau bimbingan sama beliau, enaknya gak usah pakai print dan tulisannya langsung dikoreksi bahkan dibantu susunin kata-katanya.
Jadi, gak perlu keluar banyak uang untuk beli kertas dan tinta deh.

*
Awal tahun, hampir semua perusahaan pasti bikin laporan tahunan pertanggung jawaban apa saja yang sudah dihasilkan selama satu tahun terakhir.
Setelah itu, buat program kerja untuk satu tahun ke depan.
Ini yang makan waktu sampai berlembur-lembur ria.
Termasuk temanku yang sedang hamil pun juga ikut lembur.
Kasihan kamu, tun
Ini juga salah satu kenapa skripsiku jadi molor.
Karena aku mau nyicil di rumah pun gak bisa, tenagaku sudah habis tiap sampai rumah sudah malam dan besok paginya harus berangkat lagi. Begitu terus.
Ada waktu di weekend, mau ngerjain skripsi ada rasa gak nyaman kalo kerjaan rumah belum selesai.
Yap, setrikaan!
Gak bisa mikir dan gak bakal ada ide muncul kalo lihat tumpukan sebanyak itu.
Gak mungkin juga ibu semua yang ngerjain pekerjaan rumah. Sebagai anak tertua, aku harus berkontribusi setidaknya sedikit.
Gimana nanti kalau nikah?

*
Aku selalu mengharapkan sakit agar bisa beristirahat dengan tenang.
Tapi, sudah setahun lebih tubuhku sehat gak drop.
Seharusnya aku bersyukur
Sekarang, jerawat ku ada tiga di wajah.
Hidung, seperti badut mau sulap.
Mungkin ini salah satu jerawat skripsi, soalnya sidang ada di pertengahan February 2020.
Akhir januari harus sudah bab 4.
Aku? Sudah sampai bab 3 baru setengahnya.
Sudah acc? Baru bab 1 yang di acc.
Jidat, jerawat proker.
Ini kerjaan setahun ke depan padat banget kayak adonan semen.
Sewaktu menyusunnya aja nafas sampai tersengal-sengal.
Pipi kanan dekat telinga, jerawat wisuda.
Tahun ini harus bisa, gak mau tau tapi gak tau juga bisa apa ngga.
Mau nangis saking sedihnya gak bisa nangis.
Sekarang muncul lagi, dipelipis kiri dekat anak rambut.
Ini jerawat apalagiiii?
Ah, dapat undangan dari dia dan calon pasangannya.
Anjay, bulan ini banyak banget yang kawin pengeluaran bengkak.
Belum lagi, (sensor)
Tapi ini salah satu ikhtiar aku dan dia juga.
Disaat waktu bersamaan, disaat itu juga palaku mau meleduk.

Terima kasih 2020 kejutan awal tahun ini, sampai-sampai aku bisa lho sehari semalam gak makan nasi.

Sabar, satu per satu ya.
Tertanda, aku yang naik 3-4 kg semenjak lembur.

Love, anak 52kg.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

STORY TELLING-MU

Waktu tak pernah lelah Menyaksikan perubahan kita Kau semakin kuat pada prinsipmu Aku yang terus mencoba menjaga diri Agar kelak kita bertemu dengan keadaan yang tepat Tatapanmu yang sendu Garis wajah mu yang menukik Pola pikirmu yang kian panjang Pertanda kau kian dewasa Mendewasakan diri dan orang Orang yang kan kau ajak dalam proses hidupmu Menjadi bagian dan arti dalam setiap prosesmu hingga nanti Kata orang, yang diajak untuk bercerita tentang masa depan Belum tentu kan bersama dan menyatu Tapi ku suka, menjadi bagian story telling mu Ku suka akan setiap pemikiranmu Mungkin, sekarang kita hanya menjadi teman bercerita Teman berproses tanpa arah yang pasti Kelak nanti, kita sama-sama tidak mengetahui Dengan siapa aku dan dirimu bersanding Jika pada akhirnya kita tak bersama sesuai Di  Lauhul Mahfudz Apa bisa kita saling bercerita Mengenai analogmu Dan proyeksi rasaku?

NYOBAIN - Round Lab Birch Juice Moisturizing

Annyeonghaseyo .. Sudah lama enggak nulis, jadi agak canggung dan kaku. Pertama kalinya, gue mau review salah satu skincare yang lagi gue pakai saat ini. Mungkin salah satu diantara kalian udah ada yang tau (?) Enggak tau juga sih, soalnya jarang lihat beauty vlogger review ini. Ini bukan skripsi yang harus pakai pengantar panjang dan resmi, okeii.. ** Kulit wajah gue ini termasuk oily skin, di mana yang mudah banget mantul kena cahaya. Baik itu lampu maupun matahari. Kalau kulit sehat pasti glowing dan enak dilihat saat kena cahaya. Nah, kalo kulit gue ini jadi agak (mianhae diriku) de-mek dan bukan gue doang yang risih tapi juga orang lain yang melihat gue. Kayak bolang, bocah ilang. Meskipun gue sudah pakai serangkaian yang diperlukan my skin, rasanya masih bersalah kayak ada yang kurang gitu. Yaps, gue enggak pakai moisturizer atau pelembab. Selama ini gue pikir, sunscreen aja cukup buat aktivitas di luar. Nyatanya, kulit gue jadi enggak sehat karena dehidrasi.

Ini Cerita ku, Mana Cerita mu

Semilir hembusan angin malam menemaniku. Cahaya bulan menemani bintang bersinar. Malam ini, ya hanya aku yang masih bertahan depan laptop. Seluruh orang rumah sudah terlelap. Tumpukan tugas tergambar jelas jika memasuki kamar ku. Kamar ini bagaikan gudang yang tak terawat. Entah mengapa akhir-akhir ini pola hidup ku jauh berubah. Setiap ayah memasuki kamar ku diatas jam 12 malam, pasti berkata, "astagfirullah anak gadis jam segini belum tidur, mau jadi apa kamu dan jangan bilang alasannya tugas tugas tugas yaah" Tapi ini kenyataannya, jadi mahasiswa itu tidak seenak yang dibayangkan, yang di filmkan di tv-tv. Sesungguhnya jadi mahasiswa itu sangatlah berat! Ya, beratnya bagaikan memikul dosa. Meski tidak terlihat namun menjalaninya sangatlah susah. Biar hidup ini ngga suram-suram banget. Terkadang kita perlu loh mencari penyemangat untuk menjalani hidup ini, Hihihihi tapi sayangnya teman-teman di kampus udah klop banget. Mereka itu bagaikan suplement makanan. Kalo s